Halaman

Selasa, 13 Maret 2012

Eksotis Arung Jeram Sungai Ciberang

www.rileks.com Siapa sangka bila di ujung timur Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, atau 20 kilometer dari pusat Kota Rangkasbitung, terdapat lokasi arung jeram di sungai Ciberang. Pemandangan alamnya menjadi daya tarik bagi penyuka rafting.

Rasa letih menyusuri jalan menuju lokasi arung jeram sungai Ciberang yang terletak di Kampung Muhara, Desa Ciladaeun, Kecamatan Lebakgedong, hanya butuh waktu sekira satu jam dari pusat kota Rangkasbitung. Jalan beraspal mulus, menyusuri jalan di antara perbukitan serta pemandangan gugusan bukit Gunung Salak di Kabupaten Bogor dan Gunung Bongkok, serta hamparan sawah yang sudah dipanen menambah perjalanan makin mengasyikkan.

Untuk menuju ke lokasi arung jeram sungai Ciberang, Anda dapat mengaksesnya melalui Leuwiliang-Jasinga-Tenjo di Kabupaten Bogor, lalu melewati Tigaraksa melewati Jalan Lingkar Selatan atau tinggal pilih melewati Parung Panjang, Bogor lalu ke Legok dan selanjutnya memasuki kawasan BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang. Alternatif ini diperkirakan menghabiskan waktu 3 jam.

Sebagian besar sudah beraspal mulus. Kendati minim petunjuk jalan, menuju ke lokasi arung jeram tidak akan sulit meski harus sering bertanya ke penduduk di sepanjang jalan. Akses menuju ke Cipanas dapat menggunakan bus dari Leuwiliang-Cipanas maupun bus seperempat Pandeglang-Rangkasbitung-Jasinga.

Sampai di pertigaan Cipanas untuk menuju lokasi arung jeram, masih sekira 5 km dengan melintasi trek perbukitan yang terjal dan curam. Untuk ke sana pun, ada angkutan omprengan, ojek juga tersedia.

Sesampainya di kawasan wisata yang diresmikan Gubernur Banten Hj Ratu Atut Chosiyah ini, Anda dapat langsung mendaftarkan diri atau lebih dahulu booking. Namun sayang, sebagai lokasi wisata, belum banyak muncul gerai makanan ataupun produk kerajinan masyarakat setempat.

Bagi pemula, akan diberikan beberapa pengetahuan dasar tentang berarung jeram dengan tiap perahu ditumpangi empat orang. Setelah diberikan pengetahuan dasar, perjalanan menyusuri sungai Ciberang yang membelah Kabupaten Lebak dan merupakan salah satu anak hulu sungai Ciujung pun dimulai. Lintasan yang dipakai untuk arung jeram hanya sekira 10 kilometer.

Menyusuri lintasan arung jeram sungai Ciberang yang penuh bebatuan dan airnya masih jernih seperti melintasi hutan yang belum tersentuh praktik pembalakan liar. Kendati harus diakui, beberapa perbukitan dipenuhi rimbunan pepohonan besar yang tumbuh secara alami telah ditebangi masyarakat dan hasilnya akan dijual ke sejumlah kota di Serang, Tangerang, Bogor maupun Jakarta.

Terik matahari menyengat tubuh tidak terasa karena perjalanan Anda selama berarung jeram terasa lepas dan penuh kejutan. Menyusuri sungai Ciberang berakhir di ujung bendungan yang sudah tak lagi terpakai. Oleh pengelola arung jeram, disediakan angkutan umum untuk mengangkut kembali ke lokasi peristirahatan.

Setelah puas melihat pemandangan alam Lebak Gedong, perjalanan darat menyusuri jalan-jalan yang sudah mulus pun dimulai lagi. Bagi penyuka tantangan dan keindahan alam, Wisata Arung Jeram Ciberang jadi pilihan untuk berlibur di Provinsi Banten yang memiliki berjuta potensi wisata.

Belajar dari Masyarakat Kanekes Baduy

PANJANG TAK BOLEH DIPOTONG, PENDEK TAK BOLEH DISAMBUNG
Mudah sekali mengartikan petuah di atas. Hiduplah apa adanya.
Itulah yang dari dulu, dan sampai saat ini masih dipegang erat oleh sekelompok masyarakat di daerah Banten Selatan. Mereka adalah warga Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Atau lebih mudah kebanyakan orang menyebut mereka Orang Baduy.
Tahun 1997 adalah interaksi pertama saya dengan mereka. Pak Utun Leman Kartakusuma, fotografer harian Suara Pembaruan (Sinar Harapan) dan Don Hasman, fotografer tabloid Mutiara yang pertama kali mengenalkan saya pada Urang Kanekes.
Dari pertama kali saya bertemu dan merasakan kehidupan Urang Kanekes, terutama Urang Tangtu (Baduy Dalam), saya sudah merasakan kehidupan yang begitu bersatu bersenyawa dengan alam. Mereka hidup untuk menjaga alam, bukan sekedar memanfaatkan apalagi menguras apa yang alam punya.
Ciri paling menonjol dari mereka adalah pakaian mereka yang hanya terdiri atas baju pangsi putih atau hitam, sarung aros hitam, dan ikat kepala putih, serta tanpa alas kaki. Kerap mereka menyandang kantong kain, tas jaro atau koja dari bahan kulit kayu saat mereka bepergian. Mereka selalu bepergian dengan berjalan kaki. Pantang bagi mereka untuk naik kendaraan. Mereka membiarkan kulit kaki mereka merasakan keras, basah, dingin, dan panasnya tanah yang menghidupi mereka.
Masuk ke perkampungan Baduy Dalam ( Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik) adalah masuk ke tempat penuh kedamaian. Kampung yang tertata natural, tenang, dan bersih. Rumah-rumah mereka adalah rumah panggung bermaterial bambu dan kayu beratap rumbia. Mereka bukan memakai paku, melainkan hanya pasak dan tali untuk menyatukan tiang dan dinding. Dan kontur tanah tempat rumah itu berdiri semuanya utuh. Bila kebetulan sebuah rumah harus berdiri di tanah yang tidak rata, maka bukan tanahnya yang mereka cangkuli untuk diratakan, tapi tiang panggungnya yang dibuat tinggi pendek menyesuaikan kontur tanah aslinya.
Untuk hidup mereka bertani. Menanam padi ladang dengan cara yang sangat sederhana. Tanpa mencangkul ataupun memupuk. Mereka hanya mempersiapkan lahan dengan cara membersihkan, membakar rumput, mengistirahatkan, dan menabur bibit padi begitu saja. Tanah yang mereka perlakukan dengan sangat lembut itu memang selalu memberikan hasil yang cukup. Orang Baduy tidak pernah kekurangan padi untuk makan mereka sehari-hari.
Air untuk konsumsi dan sanitasi mereka ambil dari sungai, atau mata air yang mereka salurkan dengan batang-batang bambu. Sungai dan mata air di Baduy Dalam masih sangat bersih karena mereka tidak pernah mengotorinya dengan detergen dan bahan buatan pabrik. “Sabun” yang mereka pakai adalah Lerak, gigi mereka sikat dengan batang Honje (semacam lengkuas).
Saat malam datang, mereka menggunakan penerangan dengan lentera minyak kelapa, bukan minyak tanah. Nyatanya memang asap yang dihasilkan dari lentera minyak kelapa lebih sedikit dibanding lentera minyak tanah. Tidak ada barang elektronik di kampung itu. Senyap dan damai sangat terasa saat malam. Sayup-sayup musik hanya terdengar sesekali dari petikan lirih kecapi dan tiupan seruling. Enam bulan sekali baru ada musik yang sedikit hingar dari angklung buhun yang mereka keluarkan dan mainkan pada musim tanam padi.
Mengapa mereka hidup begitu bersahaja? Karena mereka yakin bahwa “panceur bumi” atau pusat bumi ada di tanah mereka, dan mereka diutus Tuhan Yang Maha Esa untuk menjaga keutuhan dan kelestarian tanah mereka untuk kelangsungan hidup orang banyak, bukan hanya yang tinggal di kampung itu saja. Hutan Larangan yang ada di tengah desa, pantang mereka tebang pohonnya. Jangankan tebang pohon, ambil kayu atau daunnya pun sama sekali tidak mereka lakukan. Di hutan itulah terdapat mata air sungai-sungai yang mengalir ke desa mereka, bahkan sampai ke luar desa. Keyakinan mereka telah menyelamatkan satu titik sumber kehidupan.
Anda bisa bayangkan seandainya lebih banyak kelompok masyarakat yang berkeyakinan dan berperilaku seperti mereka. Niscaya bumi ini akan semakin hijau.
Itu semua hanya sedikit dari sekian banyak perilaku hidup Urang Kanekes yang begitu menghargai alam, namun banyak sekali pelajaran yang sudah saya dapatkan. Mereka adalah guru saya untuk mencintai alam, guru saya untuk bagaimana saya memperlakukan alam, guru saya untuk tidak semena-mena terhadap alam yang mengidupi kita. Puluhan kali berkunjung ke sana tidak membuat saya bosan merasakan kedamaian hidup di tanah dan masyarakat yang begitu bersatu dengan alam. Berkunjung ke Kanekes adalah bercermin dan introspeksi diri, bagaimana saya sehari-hari berperilaku dan berhubungan dengan alam.
Lama sekali saya belum berkunjung kembali ke sana. Nanti saat anak-anak saya sudah mulai besar, saya akan ajak mereka merasakan tempat yang membuat bunda mereka merasakan damai bersatu dengan alam. Saya jatuh cinta pada tanah Kanekes.

Fosil Pohon Sajira Ditemukan

Lebak, Banten juga punya tempat menarik untuk dikunjungi. Salah satunya Sajira yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasinya bisa ditempuh dari kota Rangkasbitung sekitar 30 menit.



FOSIL POHON: Panjangnya 18 meter, umurnya 25 juta tahun.

Nah di pinggir jalan menuju ponpes Al Mubasyirin, desa Sajira Mekar, salah satu lokasi yang saya kunjungi saat Ramadan Roadshow, 4 Oktober lalu, ada pemandangan menarik yang tak ingin saya lewatkan. Letaknya di jalan raya Sajira, tepatnya di pinggir jalan desa Gubug (kalau tak salah), ada lokasi tempat ditemukannya batu-batu fosil dalam jumlah melimpah.

Fosil-fosil yang ditemukan umumnya bekas pohon yang umurnya ratusan tahun. "Umurnya sekitar 25 juta sampai 5 juta tahun lalu," kata Imam Shobari, rekan dari JIMS yang saat itu satu mobil dengan saya. Dia mengaku pernah menanyakan kepada warga setempat. Angka ini cocok dengan pendapat petugas Departemen Pertambangan dan Energi yang saya temui dalam Pameran Pembangunan Banten di Kota Serang, awal September lalu.

Yang paling spektakuler dari fosil ini (sepanjang yang saya ketahui dalam tempo sesaat itu) adalah fosil pohon besar yang panjangnya 18 meter. Fosil ini, kata seorang warga yang mengambilnya dari lokasi di sebuah tepi sungai, ditemukan dalam kondisi utuh walaupun terpotong-potong. Karena bentunya yang besar, saya sempat meminta waktu kepada teman-teman untuk menunggu sesaat ketika melewati lokasi. Saya sengaja mengabadikan fosil itu lewat kamera sekadar untuk bisa dipublikasikan.

Asal kita punya uang, fosil-fosil ini bisa dibawa pulang kok. Soal harga, tentu saja bervariasi. Dari yang puluhan ribu rupiah sampai jutaan. Bagaimana dengan fosil pohon yang 18 meter itu?
"Wah, mau diletakkan di mana. Kalau punya duit saya juga bingung naruhnya," kata seorang teman.
Yang pasti, kalau tertarik untuk berburu batu fosil atau sekadar ingin melihat-lihat, Sajira adalah tempatnya.

Pantai Sawarna, Pantai Kebanggaan Masayarakat Bayah

Mungkin anda bosan dengan kehidupan perkotaan yang sumpek dan polusi dimana-mana, tidak salah kan Sekarang anda mengunjungi sawarna, dimana orang bilang menyebutnya “kota wisata dan budaya”. Sawarna  secara geografis terletak di Desa Sawarna - Kecamatan Bayah - Kabupaten Lebak - Provinsi Banten - Negara Indonesia - Kode pos 42393.Cukup mudah menuju ke objek wisata sawarna, Saudara bisa memakai kendaraan umum ataupun membawa kendaraan pribadi seperti mobil dan motor, mini bus, bus dll. Jalan menuju ke sawarna cukup bagus, sebab sekarang sudah bisa di lalui kendaran kesayangan anda, karena sekarang jalan di sawarna sudah ter Standar Negara Indonesia (SNI) alias layak di lalui mobil-mobil pribadi yang anda miliki.
Paket wisata ini merupakan menjawab harapan saudara, yang berkeinginan berwisata kesawarna tanpa di ribetkan dengan mengurus semuanaya. Kelebihan dalam paket wisata ini adalah: Anda bisa mengetahui objek mana saja yang menarik di sawarna,   tidak di ribetkan dengan boking mini hotel/penginapan dll. Sekarang saatnya anda memutuskan kerjasama kami, kapan lagi coba berwisata ke sawarna. "

Senin, 12 Maret 2012

Indahnya Kawasan Terpadu CAS Waterpark Royal Tirta Anugrah

Taman Rekreasi CAS Waterpark Royal Tirta Anugrah
Untuk anda yang ingin berlibur bersama keluarga, kunjungi objek wisata terbaru dikota pandeglang, banten, tempat wisata murah yang paling banyak dikunjungi dibanten, Kampung wisata Flora dan fauna CAS Waterpark Royal Tirta Anugrah, Yang memiliki berbagai fasilitas dan wahana menarik, 4 kolam renang, Wahana Kolam Bola, Wahana Danau Angsa, Wahana Kolam Ombak, Wahana Bumper Boats, Wahana Perahu Putar, Wahana Sepeda Layang, Wahana Mini Train, Wahana Kid's Rida Motor Anak-anak, Wahana Mini Zoo, Dll, dilengkapi dengan fasilitas kantin, kafetaria, Saung Terapung, Taman dan Saung/gedung gratis, puluhan toilet, parkir luas, Panggung hiburan dan masih banyak lagi. (Kekurangan Cuma Satu, Jalan Masuk Desa) kami harap ada kerjasama dan perhatian dari pemda setempat.


Harga paling murah dan terjangkau,CAS Water Park Pandeglang TIKET Masuk Cuma Rp.15.000 / Orang. Rekreasi Sambil Sepuasnya Internetan Hotspot Gratis Di CAS Water Park Ayo Bawa Gadget Wifimu..!! GRATIS Bisa menikmati semua fasilitas dan beberapa wahana, Informasi lebih lanjut lihat di : www.caswaterpark.com E-Mail : caswaterpark@yahoo.co.id Alamat e-mail ini diproteksi dari spabot, silahkan aktifkan Javascript untuk melihatnya Telp: 0253-520-7243
Liburan Seru, Keluarga Ceria..! 


Salam - DJ Dunixi, Marketing - Announcer Radio pAranti 105.6 FM-Pandeglang.

Minggu, 11 Maret 2012

Manisnya Tanjung Lesung Bay Vilas and Resort

“ Pesona Alam, Pasir Putih, Laut Biru Serta Beragam Permainan ” Tanjung Lesung bay villas hotel & resort merupakan salah satu tempat menarik sebgai tujuan wisata bahari. Dengan menempuh jarak + 3,5 jam dari ibukota Jakarta lewat Pandeglang.


Dengan pesona keindahan birunya laut dan pasor putih yang terhampar luas. Menempati tanah seluas 1500 hektare, serta memiliki 61 cottage yang berkonsep tradisional ala sunda yang tebagi dalam 3 kelas yaitu Zamrud ( 1 Kamar), Mutiara ( 2 kamar), dan Berlian ( 4 kamar). Zamrud cottage tepat sekali untuk honeymoon dengan view di hadapkan langsung kepada pemandangan laut yang begitu luas.

Tatanan ruang yang begitu indah dan nyaman membuat kita seakan berada di dunia lain yang begitu memposan. Itulah yang di rasakan setelah berada di dalam kamar tersebut. Bedroom di tata romantis dengan paduan kelambu berbentuk segitiga. Menikmati keindahan laut yang begitu cantik serta air laut yang amat jerni sehingga kita bisa melihat ikan-ikan yang berenang melewati terumbu karang, bisa di temukan di BEACH CLUB, disni banyak beragam fasilitas air, seperti snorkeling, kayak, fishing,Jetski,Banana boat, glass buttom boat, dan masih banyak lagi.


Untuk excursion, beach club juga menyediakan perjalanan untuk ke gunung krakatau dan perjalan ke ujung kulon. Untuk acara outing atau team building perusahaan, Tanjung Lesung bisa menjadi tempat yang menarik untuk acara team building atau outbond, dengan games-games yang menarik. Tanjunglesung juga menyediakan untuk acar meeting package, dengan set up ruangan yang nyaman. Bagi para pengunjung yang membawa anak-anak, pihak Tanjung Lesung juga menyediakan sarana bermain bagi mereka. Selain children’s playground, disini juga terdapat sebah activities khusus bagi anak-anak yaitu Badi Badak Kids Club.

Oleh karena itu kita sebagai orang tua tidak perlu khawatir dan pastinya mereka akan senang bermain disana. Tanjung Lesung sering di jadikan area tempat untuk melakukan foto prawedding ataupun menghabiskan bulan madu bagi para pasangan hidup baru. Melihat tempat yang sangat indah dan romantis, bisa melihat pemandangan sunset view yang indah. Ataupun bisa bersantai di restaurant dengan memandangi laut lepas.

sumber: http://cintapandeglang.com

 
Powered by Blogger